MENINGKATKAN
KEIMANAN DENGAN MENGINGAT MATI
Di mesjid Bakti Sekayu, 20 Februari 2009
الحمدلله الذى ارسل
رسوله بالهدى ودين الحق، بشيرا ونذيرا ورحمة لسائر العالم، اشهد ان لأ
اله الا الله وحده لاشريك له الملك العلام، واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد
الأنام، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه صلاة وسلاما دآئمين
متلازمين على ممر الدهور والأيام. اما بعد فيا ايها الناس اتقوا الله حق تقاته
ولاتموتن الا وانتم مسلمون، اتقوا الله ايها الناس حق تقواه فان الجنة اعدت
للمـتـقـين.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Marilah kita
memanjatkan puji syukur kita kepada Allah atas segala rahmat, nikmat dan
karunia yang diberikan-Nya kepada kita, wabilkhusus nikmat iman dan
Islam serta kesehatan dan kesempatan sehingga saat ini kita sudah berada di
masjid ini guna menunaikan titah Allah SWT, semoga kiranya kita senantiasa
dapat memanfaatkan umur yang ada untuk beribadah dan berbakti kepada Allah swt
serta berbuat baik kepada seluruh hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya, semoga kita
senantiasa diberi kemudahan untuk mengikuti sunnah-2nya sebagai panduan hidup
mencapai ketenteraman hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Allah swt berfirman :
وتزودوا فان
خير الزاد التقوى (البقرة: 197).
(Persiapkanlah bekalmu, sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Al-Baqarah: 197).
Senantiasalah perhatikan persiapan dan bekal kita
menuju alam yang abadi, akhirat, yaitu ketaqwaan kita kepada Allah.
Saudara
sekalian, satu bulan 20 hari kita sudah berada di tahun 2009, baru saja kita
melewati dan meninggalkan tahun 2008, tiada terasa
umur kita bertambah 1 tahun, dan itu juga berarti umur kita berkurang 1 tahun
dari jatahnya. Apabila kita renungkan putaran waktu yang telah kita lalui dari
hari ke hari, bulan ke bulan, akhirnya genap satu tahun, banyak peristiwa dan
persoalan yang kita alami. Tidak jarang di antara problema kehidupan yang kita
hadapi itu ada yang menantang keyakinan dan keimanan kita, apakah hal itu di
tempat kerja atau di pasar, atau di tempat lainnya, yang membuat kita harus
memilih antara yang hak dan yang batil. Di sinilah kesadaran yang disinari iman
akan menuntun kita ke jalan yang lurus.
Dan itulah yang
diamanahkan dalam firman Allah swt yang sering kita baca:
Artinya:
“Demi
masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasehati menasehati
untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr ayat 1 – 3)
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Bila demikian halnya penting dan strategisnya keimanan
menjadi basis dan modal hidup seorang muslim, sebetulnya kalau begitu, apakah
yang paling kita takutkan hilang dan sirna dalam hidup ini? Hal ini dalam
kaitan dengan kepastian bahwa kita akan mati. Tentu beragam jawaban yang
mungkin diberikan, sesuai dengan persepsi masing-masing dalam memandang hidup
ini. Tapi di atas semua jawaban tersebut, sebenarnya sebagai seorang mukmin,
hal yang paling kita khawatirkan adalah, apabila kita mati dalam keadaan tidak
beriman. Kenapa? Karena kalau kita mati dalam keadaan tidak beriman, sudah
pasti kita akan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Na’uzubillah.
KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi, salah seorang kiyai
kharismatik di Surabaya, berdasarkan bacaannya, menyimpulkan bahwa ada 3 (tiga)
macam perbuatan yang menimbulkan dosa bila dilakukan seseorang, yang
dikhawatirkan dapat menyebabkan ia mati dalam keadaan imannya dicabut dari
dadanya.
Pertama, orang yang tidak menyukuri nikmat iman yang ada.
Kedua, orang yang memang dia sendiri tidak takut mati, tidak membawa iman. Tentang
ini terkadang kita tidak sadar dalam keseharian kita, karena godaan syetan kita
begitu berani bertindak, yang efeknya bisa mencelakakan dan membinasakan orang
lain. Padahal jelas aturannya, kalau seorang yang melakukan pembunuhan dengan
sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahannam. Dalam al-Qur’an surat
al-Nisa: 93 Allah berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا
مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا (النساء: 93)
Artinya: Dan barangsiapa yang membunuh
seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang
besar baginya.
Dari ayat di atas sangat jelas di terangkan mengenai
ancaman dan hukuman bagi orang yang sengaja ingin bunuh membunuh antar sesama
saudara seimannya, yaitu akan dimasukkan kedalam neraka Jahannam. Hal ini
diperkuat oleh sebuah hadits Rasulullah SAW, sebagaimana beliau bersabda:
القاتل
والمقتول فى النار.
Artinya: “ Pembunuh dan yang dibunuh akan
dimasukkan dineraka.”
Ketiga, orang yang terlalu banyak berbuat zalim (aniaya) kepada sesamanya.
ان الشرك لظلم عظيم.
Hadirin
sekalian, dengan ketiga kerangka itu, kita selalu mengadakan evaluasi dan
koreksi terhadap diri masing-masing, sudah seberapa jauh dan seberapa sungguh
kita dalam berbakti kepada Allah, sebagai realisasi dari pengakuan kita beriman
kepada-Nya. Kita mesti khawatir, jangan-jangan kita hanya mengaku-ngaku saja
beriman, tetapi dalam pengabdian kepada Allah, kita masih berada pada posisi milih-milih
yang kita senangi saja, belum pilihan didasarkan kepada apa dan mana yang
disenangi Allah dan Rasul-Nya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, coba kita amati
perilaku keberagamaan kita, apakah kita beribadah baru sebatas kemauan kita
saja, atau lebih tegasnya kita beramal yang kita mau dan suka saja? Atau sudah
mulai ke tahap semampu kita. Sebab sikap dan perilaku seseorang yang didasari
atas semau kita dan semampu kita itu berbeda perwujudannya.
Sebagai contoh sederhana, misalnya seorang laki-laki
yang sehat, kuat dan gagah, sesudah shalat Jum'at ini misalnya, apakah dia
tidak mampu duduk sebentar berzikir kepada Allah, beristighfar menyadari
dosa-dosanya; atau sejenak merenungkan berapa banyak rahmat Allah yang
diterimanya sejak bangun pagi tadi, untuk disyukuri? Apakah misalnya juga dia
tidak mampu shalat sunat ba'da Jum'at ? Tentu kalau kita tanya diri masing-masing,
pasti kita menjawab bahwa kita sebenarnya mampu melakukannya, tetapi tidak atau
belum mau melakukannya? Kenapa hadirin sekalian???
Di sinilah hadirin sekalian letaknya masalah dan
problem kita yang terbesar. Jadi kalau kita mengatakan doa-doa kita tidak
dikabulkan Tuhan, boleh jadi kita sendiri tidak mau meraih dan mencapai yang
kita doakan itu. Misalnya kita berdoa sapu jagad, "Mohon bahagia di dunia
dan di akhirat" tetapi kita sendiri ibarat Kereta Api tidak mengikuti
relnya agar bisa selamat dunia akhirat itu.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Sejalan dengan khutbah ini cobalah sering-sering merenung mengenai kesiapan
diri masing-masing dalam menghadapi satu kepastian nanti di akhirat, yang mana
hal itu merupakan satu dari enam rukun iman kita. Apakah diri kita ini sudah
memiliki bekal yang cukup menghadap Zat yang paling mengasihi kita, yakni Allah
SWT?, Ini sesuatu yang ditangisi oleh Sayidina Ali. Sebagaimana dalam
salah satu ungkapannya dia berkata:
آااه ه ه .... من قــــــــلة الزاد وبعد الطريق....
"Alangkah sedikitnya bekal, alangkah panjangnya
perjalanan yang harus dilalui.".
Orang sekaliber sayidina Ali menangis menyesali masih
kurangnya bekal, padahal siapa Ali itu bila dibandingkan dengan diri-diri kita
jamaah sekalian?? Ali itu yang pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak, menantu
Rasulullah, babul 'ilmi, pejuang gagah berani..
Demikian semoga
ada manfaatnya bagi kita semua, amin ya robbal’alamin.
بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونَفَعنى واياكُم
بما فيه مِنَ الأيَاتِ والذكر الحكيم انه جَوَّادٌ كريمٌ وبالمؤمنين رَؤُوفٌ
رحيمٌ.
الخطبة
الثانية
الحمدلله حمدا كثيرا كما امر, اشهد ان لإآله الاالله
وحده لاشريك له الملكُ الجبَّار, واشهد ان سيدنا محمدَا عبدُه ورسولُه المبعوثُ
للناس لِيُنْقِذَهُم من عذاب النار. اللهم صل وسلم على
سيدنا محمد المختار، وعلى آله واصحابه الأخيار.
اما بعد فيا عبادالله اتقواالله حقَّ تُقاته ولا تُشركوا به شيئا ومن يتق
الله فجزآؤه الجنة ومن يعصيه فمصيرُه الى النار.
ان الله وملائكته يصلون على النبي يأيها الذين امنوا
صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدناومولنا محمد وعلى آله
وصحبه وتابعيه الى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك يا ارحم
الراحمين.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات
الاحياء منهم والاموات. اللهم ما
عملنا مما نهـيـتنا عنه فلم نتب منه ولم ترضه ولم تنسه وحلمت علينا بعد قدرتك على
عقوبتنا، ودعوتنا الى التوبة منه بعد جراتنا على معصيتك فانا نستغفرك فاغفرلنا يا
غفور الرحيم، وما عملنا مما ترضاه ووعدتنا عليه الثواب فنسئلك ان تتقبله منا ولا
تقطع رجائنا منك يا كريم. اللهم لا يأتي بالحسنات إلا أنت، ولا يذهب بالسيئات إلا
أنت؛ ولا حول ولا قوة إلا بالله، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا
عذاب النار؛ والحمدلله رب العالمين.
عباد الله، ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي
القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم
واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر.
0 komentar:
Posting Komentar